Senin, 28 Februari 2011

Jalan-jalan Jalan eps Melaka

Sepertinya tubuh saya sudah terbiasa dengan ritme rutinitas setiap hari, jadi seperapa begadang dan capeknya pagi tetap kebangun dan udah gak bisa lagi tidur. Setelah semalam tepar gak tau diri pagi ini terasa kembali segar dan sangat bersemangat untuk berpetualang di kota yang udah lama saya ingin kunjungi yaitu Melaka.

Langkah pertama pagi ini berhubung penginapan gak nyediain sarapan jadi kita terpaksa nyari makan keluar, beruntung restoran arab yang direkomendasikan si papa ternyata dekat dari penginapan hanya berjarak 1 blok aja. Menu kali ini nasi goreng dan teh tarik, saya cari aman karna kapok sama makanan malam sebelumnya di LCCT. Dan bener ternyata cukup enak makan disini, pengunjungnya juga ramai. Dari sini saya mulai merasakan aura kota Melaka yang gak terlalu gede, panas, masih terasa kalau kota ini pernah jadi sangat sibuk di jaman dulu. Jalanannya tidak terlalu ramai dan banyak orang berjalan kaki dan bersepeda.
Salah satu tempat hiburan di sudut kota Melaka, Disco Dangdut. hahaha..

  Selesai makan kita jalan sebentar lihat2 sekitar sebelum balik ke penginapan, rencananya sih nyari map, tapi udah jauh jalan masih gak ketemu hingga kita sampai di Menara Taming Sari. Disini kita baru tau kalau Melaka sepertinya gak terlalu besar dan cukup untuk dijelajahi sehari. Akhirnya memutuskan untuk kembali ke penginapan sekalian check out dan berniat setelah selesai explore Melaka seharian sorenya kita lanjut ke Seremban.


Daerah Taming Sari, ada menara yang bisa kita naikin, trus di sebelah ujung juga ada mobil ampibi yang nanti bakal diajak keliling Melaka trus terakhir nyebur deh ke Selat Melaka.
Jadilah kita pamitan sama pemilik penginapan yang Ramah, trus menyandang backpack masing2 dan menjelajah kota Melaka. Dimulai dari Dataran Pahlawan, di ujungnya ada mall besar juga di seberang jalannya, disisi lain ada toko branded di pinggir jalan. Meskipun begitu nggak ngaruh buat saya karna tujuannya adalah "jalan" bukan shopping. Jika kita berdiri dari mall melihat ke arah dataran pahlawan disebelah kanannya ada St Francis Institution, berdiri sejak 1880, sekarang sepertinya digunakan untuk sekolah dan disebelahnya ada gereja. Kita lanjut lagi jalan dan ketemu serombongan turis2 rame ada dari eropa, jepang, china, juga Indonesia. Dan saya menyimpulkan berati disinilah dia tempat keramatnya alias bangunan tua yang telah diakui PBB sebagai world heritage.

Saya rasa foto akan lebih banyak bercerita..
awalnya saya kira ini Mesjid, ternyata museum hahaha..
 
Melaka Bandaraya Bersejarah Malaysia, Disini semuanya bermula, Lahirnya sebuah Negara
Dari sini sekitar seratus meter ada bangunan tua lagi saya lupa entah ini benteng atau gereja, tapi kalau saya tidak salah ini gereja.
Jika kita melihat ke bangunan tua ini tepat di belakang saya ada bangunan bersejarah lagi yaitu istana kerajaan Melaka. 
Istana Kerajaan Melaka
Setelah mulai gosong panas2 poto disini kita mendaki tangga sekitar 100 meter kepuncak bukit, disana juga ada bangunan tua, tapi lagi2 saya lupa itu bangunan apa.. hehe..
tangga dari Istana Melaka ke banguna tua bekas gereja di puncak bukit
hihihii.. ada penampakan disini

bangunan tua bekas gereja yang ada di puncak bukit
suasana di dalam bekas bangunan gereja di atas bukit

Nah selesai disini kita turun lagi ke bawah, dan ujung tangganya barulah icon of Melaka yang sering saya lihat di brosur2 promo wisata Melaka yaitu Stadthuys,
bagian belakang Stadthuys, didalamnya ada museum
Waktu celingak-celinguk di bagian dalam bangunan ini saya kaget ketika ada bunyi ketok2, ternyata itu counter tempat bayar untuk masuk ke dalam, langsung ngacir hehehe.. 
inilah dia icon of Melaka, christ church yang dibangun oleh Belanda
Disini saya sempat mencar dengan Haris prediksinya pasti dia bakalan sekitar situ aja nyariin aksesoris, jadi saya sibuk nyari tempat dengan angle terbaik buat motret, sreet sreet sreet. Dapat ide untuk ngajak haris buat poto berdua di tempat ini, kan momentnya lagi bagus dengan backgroun icon Melaka dan kita jarang poto berdua karna ribet minta tolong orang motretin. Ternyata udah keliling2 saya gak nemu si Haris, malah waktu lagi celingak-celinguk saya dikagetin sama penjual aksesoris yang meletakan ular karet dagangannya di tengah jalan, aaaarrrrgghh buseeet dah, ngos2an, saya putus asa akhirnya iseng nyoba sms kali aja pulsanya masih kuat, Alhamdulillah itu sms terakhir saya disana, fhuuuh. 

kayak beneran di Belanda yaa..??
Kita udah mulai kecapean, mau nyari makan dulu rencananya, tapi liat ada replika kincir angin belanda saya maksa haris lagi buat dipoto, sret sret sret, beres. kayaknya kali ini Haris beneran udah jengah liat saya sibuk motret mulu, akhirnya kita makan cendol di pinggir sungai yang membelah dua kota Melaka, sangat bersih dan indah. Saya memperkirakan inilah pusat bandaraya melaka dulunya. Diseberangnya pecinaan yang terkenal dengan Jonker Street nya, sekarang sudah jadi tempat wisata banyak menjual benda2 kuno juga. Dari tempat saya duduk makan cendol ini saya bisa melihat museum laksamana Cheng Ho, kata Haris di Surabaya juga ada museumnya, dia adalah saudagar china yang menyebarkan Islam. Selagi asik makan cendol tiba2 ada yang lewat di sungai boat wisata kayaknya, diisi oleh para turis, waah asiknya, saya jadi mikir kayaknya di Muaro Padang juga bisa dibikin kayak gini deh senadainya saja bisa lebih bersih dan tertip, hmm lagi2 secara gak sengaja membandingkan dengan negri sendiri.
river cruise, Melaka
Dari sini kita lanjut mengarungi Jonker Street, niatnya sih nyari makan tapi gak nemu, sebenarnya takut juga ntar dapat makanan yang non halal. Jalan muter2 akhirnya ketemu mesjid, dan saya langsung girang soalnya ini mesjid bersejarah juga, saya pernah baca sebelumnya di internet tentang mesjid ini. Sebuah mesjid terletak di tengah2 perkampungan ccina, bersebelahan dengan klenteng. Inilah Mesjid Kampung Keling, kalau nggak salah ceritanya dulu warga India tamil lah yang membangun mesjid ini disini dan masih bertahan sampai sekarang, kalau saya lihat memang masih ada unsur2 india pada arsitektur bangunannya. Kita Shalat Zuhur sekalian menjamak Ashar disini karna setelah ini bakalan diperjalanan menuju Seremban. Haris malah sempat tidur sebentar disini, sayang saya orangnya gak bisa tidur kapan dan dimana saja, harus dapat mood tidur dulu, halah.
Mesjid Kampung Keling Melaka
Interior Mesjid Kampung Keling
tepar, numpang tidur di mesjid

Selesai berehat sebentar di Mesjid kampung keling kita lanjutin jalan lagi tujuannya balik lagi ke Stadthyus untuk naik bis ke Melaka sentral untuk melanjutkan ke Seremban. Tapi kita gak melewati jalan masuk tadi, mutarin kawasan pecinaan dan melewati pinggir sungai melaka nan indah, meskipun waktu itu panas menyengat tapi nikmatin aja, saya udah langsung gosong dihari pertama liburan. Sebelum naik bus kita dapat bonus dari korea hehehe *blushing.
bonus sebelum ninggalin Melaka, padahal baru aja dari Mesjid ckckck..

Setelah nanya sama nenek2 yang jualan minuman di pinggir jalan depan Stadthyus kita disuruh milih bus no 17 kalau mau ke Melaka Sentral. Busnya mirip mikrolet di Jakarta, udah tua, apa menyesuaikan sama kotanya juga ya? Ternyata menuju melaka sentral itu jallannya muter dulu sampe ke perumahan penduduk, gak masalah juga sih sekalian tour dulu kita keliling Melaka hingga pinggirannya.

Nyampe di Melaka Sentral udah jam 4, disini juga niatnya pengen makan dulu karna dari tadi belum sempat2 makan. tapi pas nanya bus ke seremban ternyata Transnasional lagi dan udah mau berangkat, bahkan tiketnya dibayar ntar aja di bus. Yaudah lari2an lagi biar gak ketinggalan, alhasil di bus kita berdua tepar.. Sukses seharian ini beneran jalan-jalan jalan kaki keliling Melaka sampe gempor.

udah dulu ahh ngantuk, besok lanjut lagi ceritanya yaa..

Minggu, 27 Februari 2011

Jalan-jalan Jalan eps 1 Keberangkatan

Sebenarnya perjalanan saya kali ini temanya bukan solo backpacking tapi family, dikarenakan kakak saya beserta rombongannya gak jadi pergi maka jadilah saya terancam solo backpacker. Dan beruntung waktu saya lagi bersama sobat yang kebetulan juga dia juga hobi traveling (malah dia kerjaannya menyuruh untuk traveling, tapi dia terbiasa jalan sendiri) akhirnya dengan tampang bujuk rayu saya yang sok manis berhasil ngebujuk dia untuk join.. aseek gak jadi sendiri..

Nah sampailah dihari H, saya berangkat dari bandara Sutan Syarif Kasim II Pekanbaru sedangkan Haris sobat saya itu meluncur dari Jakarta. Saya menumpang menginap di rumahnya Pa'e & Caplin (makasi atas tumpangannya semoga tidak kapok dan saya ketagihan hahaha..), dan sempat ketemuan sama Sos teman atau lebih tepatnya suhu belajar motret. Juga ketemu sohib saya di Pekanbaru Rika alias mey mey alias ling ling xie, alias cik gu, halah.. Pengalaman pertama nih berangkat dari pekanbaru, kalau tau dari awal bakalan sendiri mending dari Padang aja deh. Pagi-pagi dapat kabar kalau ada pesawat yang tergelincir di Run Way, mampus jangan sampe di delay, ini aja bakalan sampe malam di Malaysia. Yap tujuan saya kali ini ke Malaysia lagi tapi ke kota lainnya, rencananya Melaka, Seremban, Penang dan Pahang, KL cukup numpang transit aja.

Beruntung pesawat bisa take off sesuai jadual. di ruang tunggu ketemu sama 2 keluarga seru, yang ternyata warga Malaysia. Cerita-cerita ternyata yang satu keluarga liburannya sampe ke Bukittinggi, buseet.. kalo mau ke Bukittinggi kenapa harus ke Pekanbaru, kan lebih dekat ke Padang. Naluri duta pariwisata saya keluar jadilah saya mempromosikan tujuan wisata yang ada di SUMBAR, bla bla bla.. bla bla bla.. akhirnya mereka tertarik untuk kembali lagi ke Bukittinggi melalui Padang, horee..

Nah di dalam pesawat lain lagi, ketemu sama suami-istri yang baru pulang dari Bengkulu, buseet ini lebih jauh lagi, ternyata mereka baru menghadiri pesta perkawinan salah satu anggota keluarganya. Keluarga mereka tersebar di Malaysia dan Indonesia, dan mereka mengunjunginya satu persatu, hebaat. lama ngobrol ternyata si ibu ini orang Medan dan si bapak orang Kedah, ooo pantes lintas negara iya lah..

Baru aja mau ngeluarin kamera karna liat awannya lagi keren, eee udah disuruh kembali ke tempat duduk masing-masing karna pesawat udah mau landing, yaudah cuma dapat 2 poto. Pekanbaru-LCCT ternyata cuma 45 menit, lamaan nunggunya dari pada terbangnya.

Nyampe LCCT keluar pesawat langsung pake kecelemete (dibaca: kaca mata) cliink.. baiklah saya sekarang sudah jadi turis. Di Imigrasi ketemu segerombolan bapak2 dan ibu2 dari kalimantan kayaknya ikut tour, ribuut banget, kayaknya perdana mereka ke luar negri, tapi seru liat ekspresinya, ada yang bingung ntar ama petugas imigrasi jawab apa?, ada yang sibuk nyariin kartu imigrasi yg udah diisi di pesawat ditarok dimana? saya senyum2 aja liatnya sambil mengenang "saya dulu gini gak yah..??" hahaha.

Siiip, akhirnya giliran saya, tanpa ada pertanyaan langsung di stempel yuuk ahh langsung menuju pintu keluar. Sambil celingak-celinguk saya nyari counter Sim card malaysia buat si BB. Gak nemu yang dicari malah saya mendengar ada yang manggil. Sambil cuek melihat ke arah suara soalnya gak yakin ada yang kenal saya disini ternyata itu Haris sudah menunggu, "oh iya saya janjian ama Haris disini ya..?? kan gak jadi solo backpacker.. hehehe..".

Waah Haris sudah lengkap dengan tampilan backpackernya, celana pendek, boot, t'shirt dan di luarnya kemeja panjang, cool. Kalau saya masih biasa aja, hanya ditandai dengan backpack yang agak besar aja, kalau boot tertutup sama celana panjang (kayaknya gak penting ya..??)

Langsung menuju destinasi pertama sesuai dengan rute yang telah disepakati yaitu melaka, sebelumnya nyari map dulu tapi ternyata gak ada, yaudah nekad aja. Keluar terminal kita Ashar dulu, abis itu mencegat kakak2 buat ngambilin poto kita dengan background "ketibaan antar bangsa" kayaknya jadi menu wajib kalau saya kesini hahaha. setelah itu lanjut ke tempat bus (kalau disana dibaca bas) TransNasional, satu2nya bus dari LCCT ke Melaka. Kita lihat jadualnya untuk sore jam 4 dan setelahnya jam 21. Untuk yang jam 4 kita udah telat karna waktu itu udah jam 5 jadi mau gak mau harus yang jam 21. Sempat muter2 dulu nyariin counter tepat penjualan tiket busnya yang ternyata di dalam terminal kedatangan domestik.


food court LCCT nungguin jam berangkat ke Melaka
Setelah dapat 2 tiket LCCT-Melaka RM 22/orang, kita nyari makan dulu di food court sambil nunggu jam keberangkatan. wisata kuliner pertama saya gatot, dipoto waktu milih menu keliatannya enak ternyata setelah dimakan hmm.. makasih deh, cuma sanggup beberapa suap aja saya penuhin ama minuman aja. Pilihannya milo, rasanya agak sedikit hambar, apa ntah saya terbiasa dengan yang manis apa memang begitu yang standard Malaysia. Disini ada wifi gratis selama 2 jam, lumayan buat update status dan ngasih kabar + BBMan, dan akhirnya saya nggak jadi beli Sim card, nyari wifi aja lah hehe..

Jam 8 lewat kita menuju mushalla di depan tempat bus transnasional ngetem, shalat Isya dulu. Selesai itu kita lihat kayaknya masih lama, saya mulai ngeluarin kamera dan memaksa Haris jadi figurannya (hahaha gak niat amat padahal butuh). Yak waktu berangkat, para penumpang sudah pada masuk, saya dan haris berharap para penumpang duduknya ngasal alias gak sesuai nomor kursi yang ada di tiket. Beruntungnya itu terjadi dan kami langsung menujur deck atas dan paling depan, saya senang bukan kepalang langsung ingat dengan Rika dan Taen teman backpacking saya sebelumnya, kita pengen naik bus yang double deck gitu dulu tapi gak kesampaian. Ini pengalaman pertama saya (ndeso ya.. biarin.. :P)
Bus Transnasional double deck dari LCCT-Melaka




Sepanjang perjalanan saya ngobrol aja ngalihin kecemasan ntar nyampe Melaka bakal gimana? Ternyata eh ternyata serombongan ibu2 china disebelah kami dari Indonesia juga mau berobat kayaknya ke Melaka. Trus di belakang kita liat ada kakak cantik nan ramah yang tau kita perhatiin dan dia gak jaim baiklah. Sayang si kakak duluan turun jadi gak jadi deh rencana ngajak ngobrol dengan pura2 nanya Melaka, ehh gak pura2 juga beneran gak tau. Kiri kanan semuanya terlihat gelap hanya lampu jalan aja pemandangan di depan yang memperlihatkan mulusnya jalan di Malaysia yang membuat saya selalu merasa iri karna harusnya negara saya juga bisa begini bahkan lebih baik. Saya sempat lihat petunjuk arah ke Seremban dan nyenggol Haris nanyain besok kita lanjut ke Seremban yah saya bilang, Haris terserah dan hayuk aja.


Tanda2 Melaka sepertinya sudah terlihat dari plang2 yang ada di pinggir jalan, dan saya kembali deg2an ntar bakal gimana. Yang saya tau dari Melaka Sentral (termina bus Melaka) ke kotanya naik bus, tapi kalau tengah malam ini apakah masih ada? Waktu nyampe di Melaka Sentral beberapa orang termasuk ibu2 yang disebelah kami turun dan saya nanyain ke ibu yang masih tinggal di bus ternyata kalau malam bus ini langsung ke kota berhenti tepat di depan Mahkota Hospital, baiklah aman deh.

Naah setelah turun kita bingung lagi mau kemana? saya masih belum percaya kalau udah di Melaka nih. Setelah sempat salah arah baru saya ingat petunjuk yang di kasih sama Papa untuk menuju tempat penginapan. Beberapa orang juga banyak yang melewati jalan itu ya sudah kamipun juga ikut. Dan akhirnya ketemu dengan hotel tempat Papa Mama saya menginap dulu tapi waktu kita tanyain ternyata penuh dan disuruh nyari ditempat lain, waah baik pelayanannya. Saya lihat Travellers Lodge, penginapan ini pernah saya baca reviewnya di Internet dan katanya lumayan bagus, akhirnya kita tanyain. Di dalam yang si Empunya sedang pergi makan, kita dilayani 2 orang Jepang dengan english campur melayu yang dipaksakan bikin tambah puyeng.

Kelamaan menunggu kita memutuskan untuk nyari pembanding tempat lain aja dulu, ntar kalo gak ada yang lebih baik kita balik lagi kesini. Capek muter2 tengah malam dan gak ada ketemu penginapan yang lebih baik (pertimbangan harga, fasilitas dan kenyamanan) akhirnya kita balik lagi ke tempat semula dan ternyata yang si pemiliknya sudah balik dan dia ramah. Nggak banyak pertimbangan akhirnya langsung setuju untuk stay disana. Ada wifi gratis lumayan bisa update lagi. Malam itu kita gak makan, sambil online saya udah tepar aja.