Perjalanan saya kali ini sangat menguji iman. Kebetulan hari ini hari Jumat. Sejak pagi saya jadi gak terlalu banyak bicara karna kepikiran banyaknya sunnah hari Jumat yang tidak bisa saya amalkan hari ini :(
Awalnya saya pikir Melaka dengan semua latar belakangnya adalah sebuah kota yang multi etnic masak sih nyari mesjid aja susah..?? Waktu itu menunjukan jam 11 waktu setempat, teman saya Agus sudah mengingatkan untuk shalat Jumat, tapi berhubung waktu shalatnya masih lama jadi saya santai aja dan bilang ntar aja jam 12an kita cari mesjid terdekat.
Pukul 12 GMT+8, saya masih sempat makan cendol sambil menikmati pemandangan pinggir sungai Melaka nan cantik, lalu saya melihat ada 2 orang keturunan arab yang mengenakan baju qamis arab juga sedang makan cendol. Dalam hati saya merasa tenang, tinggal ngikutin orang ini aja ntar ke Mesjidnya.
12:30 GMT+8 tiba-tiba 2 orang arab tadi hilang, ooh noo.. saya mulai agak panik, lalu mempercepat langkah menuju mesjid terdekat, pengalaman sebelumnya saya pernah menemukan mesjid di daerah pecinan, mesjid tua yang didirikan oleh kaum keling india jaman dulu, tapi sesampai disana saya heran dan bertanya-tanya, ini Jumat udah selesai atau gimana..?? *makin panic. Sekilas saya melihat 2 orang memakai baju koko, itu pertanda kalau mereka Muslim, langsung saja saya tanya "shalat jumatnya sudah selesai atau mesjid ini tidak menyelenggaran..??", mereka sedikit tergesa-gesa menjawab kalau mesjid yang menyelenggarakan shalat jumat hari ini ada di Kampung Morten. Melihat saya bingung mereka langsung menjelaskan dimana itu Kampung Morten, saya hanya mengira-ngira dimana keberadaannya. Beruntung saya tidak sendiri, ada jamaah lain yang sudah terlanjur ke Mesjid Kampung Keling tersebut.
Hebatnya, saya salut dan merasa inilah ukhuwah islam, melihat kami berdua kebingungan dan membayangkan jarak yang haru ditempuh dengan berjalan kaki menuju kampung morten mereka meneriaki jamaah lain tersebut dan menanyakan siapa yang sendiri dan bisa memberikan kami tumpangan..?? saya salut, padahal gak kenal, disini terasa indah ukhuwah islamiah itu. Meskipun akhirnya tetap jalan kaki bersama jamaah lain yang sudah tau lokasi mesjidnya, namun saya tetap merasa bahagia. Sepanjang jalan kami memberi tahu jamaah lain kalau Jumat kali ini dilaksanakan di Masjid Kampung Morten, "kampung morten.. kampung morten.." tiba-tiba Kampung Morten berasa menjadi tempat yang paling dicari.
Matahari tepat diatas kepala, berjalan kaki sejauh kira-kira 5 km membuat kami sampai di mesjid mandi keringat. Masjidnya tidak seperti yang saya bayangkan, kecil saja seperti kebanyakan mushalla di Indonesia, dan jamaahnya sudah ramai sampai keluar mesjid, beruntung kami belum telat, langsung wudhu, dan masih sempat untuk shalat sunnah dulu sebelum khutbah jumat. Alhamdulillah.. semoga tiap langkah kami dihitung sebagai penggugur dosa, amiin..
Gerbang Kampung Morten |
Akhirnya Shalat Jumat bisa terlaksana dengan khitmad. Sempat terlintas untuk memanfaatkan status musafir saya sebagai alasan untuk tidak shalat jumat karna tidak menemukan mesjid, untunglah Allah menunjukan jalan, Allah maha baik.
Masjid Kampung Morten |
Kampung Morten |
Homestay, mungkin ada yang nanti yang mau menikmati suasana kampung Morten |
hmmm.. bagus uda..
BalasHapussungainya bersih ya,, lingkungannya asri gitu..
iyaa.. mereka sadar lingkungan, di ujung sungai ini ada river cruise juga.. kayak di kanal2 di eropah pake H sana..
BalasHapus